Rabu, 14 Maret 2012

saya adalah anonim, saya punya teman, namanya anonim



by Aminah Sri Prabasari on Friday, 9 March 2012 at 23:24 

Beberapa menit yang lalu, berbincang dengan teman lama dari suatu tempat yang tidak pernah saya singgahi, mengobrol santai dengan teman yang tidak pernah saya temui. Dia mengenalkan saya dengan seseorang yang selalu menjadi topik perbincangan kami setiap pagi, setiap hari. Kekasih tercintanya, orang yang diidamkan untuk mendampinginya dalam perkawinan. Saya juga bercerita tentang apapun yang ada di kepala saya, sama seperti dulu, topik perbincangan kami setiap pagi, setiap hari. 


Kami dua orang yang sama yang bercerita santai tentang hidup dan kehidupan, kami dua orang yang sama yang bertahun lalu berbagi air mata dan tawa tanpa suara. Hanya saja perbincangan kali ini berbeda. kami bukan lagi orang sama. 
Saat ini teman saya tersebut telah menikah dengan kekasihnya, pernikahan mereka tidak disetujui oleh pihak keluarga teman saya karena perbedaan kasta. Luar biasa perjalanan mereka untuk bertahan, dan saya adalah anonim yang mengetahui perjalanan mereka hari demi hari, tahun demi tahun.


Kami anonim, yang menikmati berbincang dengan anonim. kami berbagi air mata dan tawa, tanpa suara.

Di suatu tempat di sana, dia menjalani hidupnya. seperti biasa, seperti yang direncanakannya.
Di sini, saya menjalani hidup saya. seperti biasa, seperti sejak semula.
Dan suatu saat, ketika kebetulan menjalankan perannya, kami akan bertemu, tanpa rencana, seperti biasanya, kembali berbagi air mata dan tawa, tanpa suara. 

Kami anonim, yang menikmati berbincang dengan anonim.
Karena saya adalah anonim, saya punya teman, namanya anonim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar