Selasa, 27 Maret 2012

doubtfulness


or.. 

“It is better to remain silent and be thought a fool than to open one's mouth and remove all doubt.” 
― Abraham Lincoln

damn,  have i got myself into..

Jumat, 23 Maret 2012

bikin blog yang enak di mana ya?

Bikin blog yang enak di mana ya? dunia belajar

“Bikin blog yang enak di mana ya?”
Pertanyaan tersebut diajukan oleh Tommy Palgunadi (nama beliau sengaja Saya tulis dengan harapan suatu saat nanti bisa Saya edit, langsung di-isi link, begitu di-klik langsung nyampe’ ke blog beliau tanpa ongkos kirim. Aamiin! :D) tadi siang, yang kebetulan juga menjadi pertanyaan Saya bertahun lalu saat ingin membuat blog. Karena itu Saya juga akan menyebut nama Rica Safitrie, Ifan Sujianto Saida, Arief Wahyu Candra Susilo, dan Siti Nurhayati Dewi untuk Saya edit juga namanya suatu saat nanti :p
Posting ini juga Saya dedikasikan untuk teman masa kecil Saya, Bunda Raihan, yang tetap seperti dulu yang Saya kenal. Mariatul Kiftiyah. Bunda gaul yang selalu crunchy dan menyenangkan, dan yang terpenting, alhamdulillah sudah punya blog. :p

Saya pernah membuat blog di wordpress, blogspot, dan multiply. Blogspot menurut Saya yang paling tepat buat tulisan-tulisan Saya. Bukan berati yang lain jelek, ini bukan masalah jelek atau bagus. Tepat seperti pertanyaan Tommy Palgunadi tadi, yang enak dimana. Karena semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan dan sebaiknya kita memilih yang nyaman buat kita.

Kamis, 22 Maret 2012

katanya saya tidak laku

Yes I do!

Udah jam 2 lewat tapi ga bisa tidur. Galau? Engga tuh, Saya sejenis manusia yang susah galau karena sedikit sekali melibatkan perasaan dalam hidup Saya sehari-hari. Masalahnya, tadi malam berjanji sama si dia, "Jangan tidur pagi, simpen di laci itu notebook, nanti pas musti ngantor lagi jadi susah melek". Saya jawab, "He eh, ini udah siap-siap tidur.. Udah dikunci-in di laci juga itu si Sussie.." Sussie itu nama notebook Saya, maklum Saya agak-agak lebay orangnya.  Dialog telpon-telponan ini terjadi pukul  8 malem waktu Depok. Setelah itu?

Jam 09 Saya pake kaos kaki karena berasumsi tidak bisa meremnya mata karena kaki  Saya kedinginan.
Jam 10 Saya keluar kamar menuju ke dapur, bikin susu coklat karena berasumsi bahwa susu bikin ngantuk.
Jam 11 Saya sok-sok nge-cek tas, kali aja ada ceceran gopek-an :p
Jam 12 Saya bikin mie instant rasa ayam bawang dengan harapan kalo perut kenyang mata bakal merem
Jam 01 Saya buka laci, nyari modem :p Lalu terdampar di sini setelah blogwalking :$
Jam 05 Saya musti tetep melek buat subuh, ;)

Rabu, 21 Maret 2012

word left unspoken


by Aminah Sri Prabasari on Sunday, 26 October 2008 at 17:12 ·

sometimes..
the greatest challenge in life is to find someone who knows all your flaws,
differences and mistakes and yet.. 
still the best in you..

it takes only one minutes to have crush on someone
an hour to like someone
and one day to love..
but, it takes a lifetimes to forget..

it's pointless
helpless
seems to be the hardest,
everything seems to be empty

there are times in our lives
when we are swift by reaching emotions
times when we are often full of sadness and misery
this is the pain

Im going nowhere..
because hearts a
re often broken, by word left unspoken..

losing


by Aminah Sri Prabasari on Friday, 17 October 2008 at 10:28am

sometimes when you sacrifice something precious
you're not really losing it
you're just passing it to someone else

representation


by Aminah Sri Prabasari on Monday, 17 November 2008 at 14:01
 the way you look at me


What is representation?
Representation relies on signs to convey meaning. the study of the way that signs communicate meaning is referred to as semiotics or semiology (carried out by Ferdinand de Saussure and Charles Sanders Peirce in the early years of the twentieth century).

On the (most) basic level, semiotics and semiology examines the 'signs', 'meaning' and the 'person' who are reading those signs. every signs is taken to have a spesific meaning and the relationship between the sign and what is means is only fixed to spesific members. To some people an in some contexts.
It becomes obvious that a variety of word, shape, colour, etc..
All have capacity to speak, to different people in different ways.

Your choice of your clothes for example, not only on the basis of your 'taste' but also on the basis of the message your wish to communicate about your self (such as when the clothes you think are sending out the message that you are fashionable, sexy, stylish, etc). Representation, implies the existence of a system of meaning which people write in a variety of ways to communicate. If some people do not understand (or acknowledge this system of meaning) then the message is lost on them.

Spoken and unspoken.

konflik (bagian dua)


Pada tulisan saya mengenai konflik (bagian pertama), Saya sudah jelaskan mulai dari definisi konflik hingga elemen-elemen yang biasanya ada di dalam konflik. Apa Anda sudah baca? Membosankan karena terlalu akademis? Tidak menarik karena teoritis? Yup! Memang itulah maksudnya, Saya ingin menjelaskan konflik dari sudut pandang ilmiah sebagai rujukan terlebih dahulu. Karena yang ilmiah-ilmiah itu sudah teruji. :D

Pun kalau ada adek-adek mahasiswa/i atau pelajar yang pusing nulis paper lalu nanya Mbah Google, bisa nemu tulisan saya lalu girang bukan kepalang karena bisa memakai tulisan tersebut dengan cara copas (itung-itung Saya amalin capeknya Saya ngetik ;)). Pada tulisan terdahulu Saya cantumkan buku yang Saya pakai, selain membeli dari Amazon, buku tersebut bisa ditemukan di Perpustakaan UI. Karena Saya dulu juga begitu, Saya adalah mahasiswa sok sibuk yang mengerjakan tugasnya di warnet baru kemudian mengunjungi perpustakaan #curhat.

Pada tulisan konflik (bagian kedua) ini Saya mengambil berbagai sumber sebagai rujukan, tidak bisa disebutkan karena buku dan materi-materi lainnya belum diterbitkan (atau hanya untuk kalangan khusus saja). Tulisan ini membahas mengenai strategi menghadapi konflik.

Selasa, 20 Maret 2012

Que Sera, Sera.. Whatever Will Be, Will Be..

Lagu Que Sera Sera pertama dipublikasikan pada tahun 1956 di film The Man Who Knew Too Much dari Alfred Hitchock. Dinyanyikan oleh Doris Day dan James Stewart. 
Info selanjutnya dapat anda lihat di wikipedia, di sini
Anda dapat menikmati lagu ini dinyanyikan pertama kali di sini 

Lirik:
When I was just a little girl
I asked my mother what will I be
Will I be pretty
Will I be rich
Here's what she said to me

Que sera sera
Whatever will be will be
The future's not ours to see
Que sera sera

friendship



Friendship marks a life even more deeply than love. Love risks degenerating into obsession, friendship is never anything but sharing.. -Elie Wiesel-

quotes lain bisa anda liat  di sini 

Senin, 19 Maret 2012

konflik (bagian pertama)

Anda sedang mengalami konflik?
Atau tidak tahu apa itu konflik?
Saya akan menjabarkan mengenai konflik dari berbagai sudut pandang (dan ‘genre’ mungkin) dalam tulisan berseri, edisi konflik. Dan berikut adalah seri tulisan konflik seri konseptual sebagai bagian pertama, sebagai rujukan ilmiah. 
Selamat membaca! ^^

Hilgard, Atkinson & Atkinson (1998: 200) menjelaskan bahwa konflik merupakan sumber utama dari frustasi. Konflik antara dua motif yang bertentangan menyebabkan salah satu pihak merasa puas sehingga pihak yang lain merasa frustasi. Kebanyakan konflik melibatkan tujuan yang menyenangkan sekaligus tidak menyenangkan (Hilgard, Atkinson & Atkinson, 1998: 201).
Definisi Konflik
Wilmot dan Hocker mengatakan bahwa konflik yaitu sebagai perjuangan yang diekspresikan diantara paling tidak dua pihak yang saling bergantung satu sama lain yang mempersepsikan tujuan yang bertentangan, sumber daya yang terbatas dan adanya hambatan dari pihak lain untuk mencapai tujuan (2001: 41).

Kamis, 15 Maret 2012

mau menulis dan mampu menulis

Bertahun lalu saya menulis di blog saya (www.terbaca.multiply.com, blog tersebut sudah saya hapus sekarang) kalimat sebagai berikut:

Saya suka menulis,tapi tidak pernah benar-benar tahu apakah bisa menulis. Mau dan mampu itu dua hal yang berbeda bukan?

Kalimat ini saya tulis sesuai dengan isi hati saya, hanya saja apakah orang yang membaca memiliki pengertian yang sama dengan pengertian saya, apakah pesan saya tersampaikan, ini yang saya tidak tahu.
Kalimat saya tersebut kemudian dibahas dalam blog lain (yang kemudian menjadi web) yang isinya tentang motivasi untuk menulis, www.webersis.com. Sayang sekali ketika saya coba googgling alamat ini sudah tidak ada. 


Berikut kutipan isi tulisan di www.webersis.com:

Oleh Ersis Warmansyah Abbas

AMINAH SRI PRABASARI: Saya suka menulis,tapi tidak pernah benar-benar tahu apakah bisa menulis. Mau dan mampu itu dua hal yang berbeda bukan?
RAJA AKAN: Disini akan dibangun gedung anu … disini akan dibangun … bla-bla … Kalimat semacam itu banyak dipancangkan pada plang di lahan-lahan kosong. Lebih hebat tentang menulis. Luar biasa banyaknya yang berkirim hal menyenangkan: Pak, buku Menulis Sangat Mudah, sungguh hebat. Saya termotivasi luar biasa. Saya akan menulis, menulis, dan akan menulis. Akan menulis anu, ane, ani, dan ano. Akan … akan … , dan akan.

Rabu, 14 Maret 2012

parsudi suparlan

Aneh sekali sebelum subuh di hari ini. Tiba-tiba saya mengambil buku Antropologi Perkotaan yang ditulis almarhum Parsudi Suparlan. Guru saya tercinta, penyulut  api kecil di sudut pikir yang tak hendak saya padamkan. Dulu ketika saya masih kuliah, semakin mengikuti kuliah-kuliah beliau, semakin saya merasa bodoh. Jadi untuk apa saya kuliah?

Siapa Parsudi Suparlan? Berikut ini sedikit ulasan mengenai beliau :
Parsudi Suparlan


Beliau merupakan salah satu guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, jurusan Antropologi  Universitas Indonesia. Lahir di Jakarta, pada 3 April 1938, semasa hidupnya, selain mengajar di UI, beliau juga mengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) serta menjadi pemimpin redaksi di Jurnal Polisi Indonesia, yang didirikan pada 1999.

saya adalah anonim, saya punya teman, namanya anonim



by Aminah Sri Prabasari on Friday, 9 March 2012 at 23:24 

Beberapa menit yang lalu, berbincang dengan teman lama dari suatu tempat yang tidak pernah saya singgahi, mengobrol santai dengan teman yang tidak pernah saya temui. Dia mengenalkan saya dengan seseorang yang selalu menjadi topik perbincangan kami setiap pagi, setiap hari. Kekasih tercintanya, orang yang diidamkan untuk mendampinginya dalam perkawinan. Saya juga bercerita tentang apapun yang ada di kepala saya, sama seperti dulu, topik perbincangan kami setiap pagi, setiap hari. 


Kami dua orang yang sama yang bercerita santai tentang hidup dan kehidupan, kami dua orang yang sama yang bertahun lalu berbagi air mata dan tawa tanpa suara. Hanya saja perbincangan kali ini berbeda. kami bukan lagi orang sama. 
Saat ini teman saya tersebut telah menikah dengan kekasihnya, pernikahan mereka tidak disetujui oleh pihak keluarga teman saya karena perbedaan kasta. Luar biasa perjalanan mereka untuk bertahan, dan saya adalah anonim yang mengetahui perjalanan mereka hari demi hari, tahun demi tahun.


cinta itu

by Aminah Sri Prabasari on Tuesday, 17 February 2009 at 21:53

cinta itu..
sederhana,
seperti embun pagi yang sejuk di ujung jemari
cinta itu..
berwarna,
seperti pelangi yang indah dalam beda
cinta itu..
sempurna
seperti saat kau beri tanganmu untuk kugengam,
satu dalam suka dan lara

deadly

by Aminah Sri Prabasari on Saturday, 9 May 2009 at 10:12


and they all want you to change...
the pieces of you which you've arranged... 
and which moon songs do you keep close...
the ones they love or the ones you chose? 

mencintaimu, sungguh tak terbilang

by Aminah Sri Prabasari on Sunday, 17 May 2009 at 10:52



tak terhitung purnama melewatiku
rindu aku akan senyummu di pagi hari
secangkir kopi..
dan obrolan sebelum matahari beranjak tinggi
tak pernah kau tanya akan cintaku padamu
demikian pula sebaliknya
engkau yang tak bosan berdoa untukku
adalah satu-satunya
tak henti aku percaya padamu
demikian juga sebaliknya

sense of importance

by Aminah Sri Prabasari on Sunday, 28 March 2010 at 11:44 



walls built up, by me
more and less, its only by me
and as I grasp another brick,
each wall I meet, seems not so thick.

who dared to whisper, "I've just begun."? 

my point of view

by Aminah Sri Prabasari on Monday, 28 June 2010 at 18:55


I've been told that maintaining point of view through a life is an absolute rule.
The fact is, I can't remember reading a book (of life) I like that bounced any point of view. One character seems to be seeing everything that happens.
But I've been working on a life where the action spreads around where is no single character can be in all places.
How can I tell this life from a single point of view?
damn..

teman

by Aminah Sri Prabasari on Tuesday, 21 April 2009 at 12:41



teman adalah 1 janji dalam hati
tak dapat ditulis, tak dapat dibaca
namun takkan berubah oleh masa
takkan sirna oleh amarah
takkan menipis oleh jarak

sedetik di mata, selamanya di jiwa.


doing a research project


by Aminah Sri Prabasari on Friday, 28 November 2008 at 16:35


1) Choosing a topic
If u able to select your own research project you have only yourself to blame if you are bored with what you choose. The best research topics are often those that are based on students’ own academic or personal interest. The ideal topic is something specific and highly focused. But it is often easiest to begin by brainstorming general areas of interest to identify a theme of topic. This can then be narrowed down to produce a set of specific research questions.
2) Preliminary research
Your projects should begin with a review of the literature in your chosen field (the guides to further reading at the end of each chapter might help you to get started). This will enable you to set your own work in the context of what has done before and to evaluate the conclusion from your own empirical work in the light of existing understanding of the topic (for example, by outlining to what extent your findings confirm or challenge previous studies).

Selasa, 13 Maret 2012

entri

Sejak 2005, ada sekitar empat blog yang Saya buat. Semuanya saya lupa passwordnya. Susah payah saya cari di google, lalu saya hapus. Itu pun setelah berpikir lama, membaca sepuasnya, copy - paste, dan sedikit air mata mengingat susah payahnya blog itu ditulis.

Seandainya hidup seperti itu, 
entri saja sepuasnya, baca, lupakan, hapus.
tapi tidak, 

Life indeed would be dull if there were no such difficulties.