Kamis, 15 Maret 2012

mau menulis dan mampu menulis

Bertahun lalu saya menulis di blog saya (www.terbaca.multiply.com, blog tersebut sudah saya hapus sekarang) kalimat sebagai berikut:

Saya suka menulis,tapi tidak pernah benar-benar tahu apakah bisa menulis. Mau dan mampu itu dua hal yang berbeda bukan?

Kalimat ini saya tulis sesuai dengan isi hati saya, hanya saja apakah orang yang membaca memiliki pengertian yang sama dengan pengertian saya, apakah pesan saya tersampaikan, ini yang saya tidak tahu.
Kalimat saya tersebut kemudian dibahas dalam blog lain (yang kemudian menjadi web) yang isinya tentang motivasi untuk menulis, www.webersis.com. Sayang sekali ketika saya coba googgling alamat ini sudah tidak ada. 


Berikut kutipan isi tulisan di www.webersis.com:

Oleh Ersis Warmansyah Abbas

AMINAH SRI PRABASARI: Saya suka menulis,tapi tidak pernah benar-benar tahu apakah bisa menulis. Mau dan mampu itu dua hal yang berbeda bukan?
RAJA AKAN: Disini akan dibangun gedung anu … disini akan dibangun … bla-bla … Kalimat semacam itu banyak dipancangkan pada plang di lahan-lahan kosong. Lebih hebat tentang menulis. Luar biasa banyaknya yang berkirim hal menyenangkan: Pak, buku Menulis Sangat Mudah, sungguh hebat. Saya termotivasi luar biasa. Saya akan menulis, menulis, dan akan menulis. Akan menulis anu, ane, ani, dan ano. Akan … akan … , dan akan.

Sebagai motivator, tentu saya tersenang. Sehari, dua hari, seminggu, sebulan, setahun waktu berlalu, tak satu pun tulisan dari Si Raja Akan; akan, dan akan tadi. Biasanya, saya senyum-senyum saja.
Kalau orang telah menganut ‘filsafat akan’ maka itulah yang dia dapat. Akan, akan, dan akan. Lalu, gimana dong? Kalau mau menulis, ya tulis apa yang hendak ditulis. Jangan, ditunggu atau... 

Kata-kata saya ‘dimanfaatkan’ jadi tulisan, harusnya dia ijin dulu ya, tapi tidak, si penulis tidak ijin ke saya. Saya juga tidak tahu, bagaimana posisi nama saya yang dicatut dalam tulisan tersebut, apakah saya Si Raja Akan yang dimaksud? Tapi saya tidak perduli waktu itu, saya hanya berkata dalam hati, “Terserah deh..”.

Sampai sekarang saya masih tidak tahu apakah saya mampu menulis. Saya tahu benar saya mau menulis. Tapi segala keruwetan tata letak kata, bagaimana berbahasa yang benar atau dianggap benar, saya tidak mengenal semua itu. Membedakan bahasa tutur dengan bahasa tulis saja saya tidak bisa. Suka dan bisa itu dua hal yang berbeda bukan?

Apakah anda juga mengalami hal yang sama?
Pernah merasa kepala mau pecah karena ingin mengungkapkan sesuatu tapi tidak terkatakan? Tulislah.
Pernah merasa percuma berkata-kata karena bahkan orang lain tak meluangkan waktu mendengarkan kata-kata kita? Tulislah.
Pernah merasa sayang jika suatu saat kehilangan secuil pemikiran karena keterbatasan ingatan? Tulislah.

Saya hanya berpikir sederhana saja, saya suka menulis. Saya suka maka saya lakukan. 
Mari menulis! ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar